Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM pada Wisuda Periode I TA 2017/2018 tanggal 19 Oktober 2017 melepas sebanyak 5 Wisudawan/Wisudawati. Pada periode ini ada 2 mahasiswa yang meraih predikat Cumlaude salah satunya Dr. Agustinus Murdjoko yang merupakan staf pengajar dari Universitas Negeri Papua. Lulusan terbaik pada periode ini juga diraih oleh Dr. Agustinus Murdjoko dengan masa studi 3 tahun 6 bulan dan IPK 3.97. Bimbingan dari Prof. Dr. Djoko Marsono, Prof. Dr. Suwarno Hadisusantodan Dr. Ronggo Sadono ini juga merupakan lulusan termuda dengan usia 38 tahun 4 bulan. Disertasinya yang berjudul “Structure and Dynamic of Logge-Over Forest in Southern Lowlands of Papua (a Case Study of Pometia spp as Endemic Spesies)” diselesaikan kurang dari 3 tahun.
Populasi pohon cendana di Indonesia terus menurun dalam beberapa dekade terakhir, bahkan berada dalam ancaman kepunahan.
Data Pemprov NTT tahun 2010 mencatat hanya terdapat 300 ribu pohon cendana dewasa di Timor, Alor, dan Sumba. Padahal, di tahun 2000 masih terdapat sekitar 1 juta pohon cendana di wilayah tersebut.
“Angka ini menunjukkan reduksi lebih dari 100 persen dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,” jelas Yeni Widyana Nurcahyani, S.Hut., M.Sc., dosen Fakultas Kehutanan UGM, di kampus setempat, Jumat (20/10).
Mempertahankan disertasi tentang penelitian cendana di kawasan Gunung Sewu dalam ujian terbuka program doktor di Fakultas Kehutanan UGM, Yeni menyampaikan populasi cendana tidak hanya menghadapi ancaman kepunahan, tetapi juga mengalami penurunan keragaman genetik yang cukup signifikan. Fragmentasi hutan telah menyebabkan penurunan keragaman genetik populasi cendana secara signifikan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Tekanan sosial ditengarai menjadi salah satu penyebab utama penurunan keragaman genetik populasi cendana atau yang dikenal dengan nama latin Santalum album Linn., Santalaceae ini. Disamping itu, juga disebabkan oleh gangguan alami.
“Populasi cendana di Indonesia yang tersebar di pulau Jawa, Sumba, dan Timor juga mengalami degradasi secara genetis maupun reproduksi karena gangguan antropogenis dan alami,” jelasnya.
Melihat besarnya degradasi pada populasi alam cendana di kepualuan Indonesia bagian Tenggara, dikatakan Yeni, kemunculan ras lahan baru di Gunung Sewu Global Geopark Network dapat menjadi sumber daya yang menjanjikan untuk program rehabilitasi. Tidak hanya itu, kawasan pegunungan kapur seluas 1.300 kilometer persegi yang berada di bagian tengah Pulau Jawa ini juga dapat dimanfaatkan sebagai wahana penelitian dan reintroduksi.
“Cendana di Gunung Sewu tersebar sepanjang gradien geografis pada berbagai tipe lanskap,” tuturnya.
Dalam penelitian yang dilakukan Yeni di Gunung Sewu diketahui terdapat perbedaan karakteristik lanskap dan habitat di kawasan Gunung Sewu. Perbedaan itu menyebabkan terjadinya variasi struktur populasi, kondisi klimatis, dan lingkungan antar ras lahan cendana sepanjang zona geografis di Gunung Sewu.
Yeni menyebutkan bahwa keragaman genetik spasial maupun temporal bervariasi seiring dengan perbedaan struktur populasi. Keragaman tersebut sangat dipengaruhi oleh struktur populasi, kelimpahan bunga, dan klonitas.
Dalam kesempatan itu, Yeni mengajukan rekomendasi terkait strategi konservasi cendana. Menurutnya, strategi konservasi sebaiknya disusun sesuai dengan basis genetik, keragaman genetik, sistem perkawinan, tingkat fragmentasi, dan klonitas dari setiap populasi. Pengembangan strategi konservasi juga harus diintegrasikan dengan program konservasi regional dan nasional.
“Bisa dilaksanakan dengan berbagai skema reintroduksi, rehabilitasi, ataupun perhutani sosial, termasuk di dalamnya manajemen konservasi dengan skema geopark,” pungkasnya. #dimuat dalam humas UGM
Program Studi S3 Ilmu Kehutanan Fakultas Kehutanan UGM pada wisuda Periode I TA 2017/2018 tanggal 19 Oktober 2017 meluluskan sebanyak 5 Wisudawan/Wisudawati dengan keterangan sebagai berikut:
- Rata-rata lama studi adalah 4 Tahun 8 bulan, dengan studi tercepat adalah 3 th 6 bln (Dr. Agustinus Murdjoko) dan studi terlama 6 tahun 9 bulan.
- IPK rata-rata: 3,92, dengan nilai IPK Tertinggi: 3,97 (Dr. Agustinus Murdjoko dan Dr. Doni Prabowo) dan IPK terendah: 3,77.
- Rerata usia kelulusan 41 thn 2 bln; dengan usia termuda 38 th 4 bln (Dr. Agustinus Murdjoko), usia tertua 46 tahun 4 bulan.
- Predikat kelulusan pada periode ini adalah 2 Cumlaude (yaitu Dr. Agustinus Murdjoko dan Dr. Ryke Nandini), 3 Sangat Memuaskan.
- Lulusan pada periode ini dari karya siswa Pusdiklat Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebanyak 4 orang dan 1 orang dari Universitas Negeri Papua.
Jumlah lulusan sampai dengan saat ini sebanyak 77 orang, rata-rata lama studi 5 tahun 6 bulan (ada peningkatan lama studi dari periode sebelumnya), dan rata-rata IPK 3,83, dengan keterangan :
-
- 29 orang mengikuti ujian terbuka, dengan acara wisuda secara khusus
- 48 orang, (termasuk bapak dan ibu yang mengikuti acara wisuda pada hari ini yang telah melaksanakan ujian tertutup dan memiliki minimal 2 buah publikasi salah satunya jurnal ilmiah terakreditasi DIKTI atau jurnal internasional bereputasi).
Hadirin yang kami hormati, demikian laporan dari saya selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Kehutanan UGM.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Program Pascasarjana Ilmu Kehutanan UGM kembali menyelenggarakan Workshop Penyusunan Karya Ilmiah pada tanggal 8-9 September 2017. Acara ini ada acara rutin yang diselenggarakan dalam rangka Penerimaan Mahasiswa Baru. Acara kali ini akan diikuti oleh 48 mahasiswa baru. Workshop penyusunan karya ilmiah yang merupakan acara inti akan dilaksanakan pada hari Jum’at, 8 September 2017 dilanjutkan dengan acara Pengenalan Wanagama I dan Tracking pada tanggal 9 September 2017. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang pengelolaan wisata akan diadakan acara Fieldtrip di Hutan Pinus Imogiri pada tanggal 9 September 2017.