Dalam rangka pelaksanaan Kurikulum 2025 serta pemenuhan beban SKS pada kegiatan pembelajaran berbasis pengalaman lapangan, Program Studi Doktor Ilmu Kehutanan (PSDIK) Fakultas Kehutanan UGM menyelenggarakan kunjungan akademik ke Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) pada 13–16 November 2025. Kegiatan ini melibatkan integrasi beberapa mata kuliah wajib yang diikuti oleh mahasiswa PSDIK angkatan gasal TA 2025/2026.
Perjalanan dimulai dari Yogyakarta menuju Jakarta dan dilanjutkan ke Kantor SPTN II Handeuleum, yang menjadi lokasi akomodasi peserta selama tiga hari. Pada hari pertama, rombongan menerima orientasi lapangan serta pengantar mengenai kondisi ekosistem TNUK, mencakup manajemen kawasan konservasi dan pembaruan kebijakan pengelolaan. Kegiatan inti diawali dengan pemaparan oleh Kepala Balai TNUK mengenai struktur pengelolaan taman nasional, strategi perlindungan habitat, pengelolaan satwa prioritas seperti badak jawa (Rhinoceros sondaicus), tantangan konservasi, serta langkah-langkah penanggulangan yang diterapkan.
Mahasiswa kemudian mengikuti sesi diskusi mengenai metode penelitian pendugaan populasi badak jawa di Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA). Materi meliputi penggunaan kamera jebak, analisis tanda keberadaan satwa, dan pendekatan monitoring satwa kunci berbasis sains. Rombongan juga memperoleh informasi terkait Operasi Merah Putih Translokasi Badak Jawa sebagai strategi penyelamatan yang sedang dilakukan oleh TNUK. Kegiatan berlanjut dengan peninjauan fasilitas konservasi badak jawa dan pengamatan owa jawa (Hylobates moloch) melalui perjumpaan langsung maupun identifikasi suara. Pada sore hari, peserta mempelajari pengelolaan ekowisata berkelanjutan di Air Panas Cibiuk, yang menunjukkan integrasi konservasi dengan pemanfaatan jasa lingkungan.
Eksplorasi pada hari kedua difokuskan pada kunjungan ke Pulau Peucang melalui perjalanan menggunakan kapal dari SPTN II Handeuleum yang berlangsung sekitar tiga jam. Setibanya di pulau, rombongan disambut oleh Kepala Resor dan menerima penjelasan terkait pengelolaan kawasan. Mahasiswa melakukan penilaian kesehatan hutan, pengamatan pohon kiara (Ficus benjamina L.) berukuran besar yang diperkirakan telah berusia lebih dari satu abad, serta observasi rusa timor (Rusa timorensis).
Pada siang hari, peserta mengikuti interpretasi ekowisata dan ekologi pesisir, lalu melanjutkan kegiatan ke Padang Penggembalaan Cidaon untuk mengamati banteng dan merak sebagai bagian dari pemahaman mengenai perilaku satwa di habitat terbuka dan interaksi ekologis.
Hari terakhir diisi dengan kegiatan penanaman bibit manggis, alpukat, dan petai di area SPTN II Handeuleum sebagai simbol kontribusi akademik dalam upaya restorasi ekosistem. Setelah itu, rombongan berangkat menuju Kantor Balai TNUK di Labuan, Pandeglang untuk mengamati rangka tulang badak jawa yang dipamerkan di visitor center, koleksi senjata hasil sitaan perburuan ilegal, serta dokumentasi sejarah dan pencapaian pengelolaan kawasan oleh TNUK.
Kegiatan kunjungan lapangan ini ditutup dengan sesi evaluasi bersama Pengelola Taman Nasional Ujung Kulon dan penyerahan cinderamata berupa patung kayu Badak Jawa kepada PSDIK Fakultas Kehutanan UGM.
PSDIK Fakultas Kehutanan UGM mengucapkan terima kasih kepada Balai Taman Nasional Ujung Kulon beserta pihak yang terlibat atas bantuan dan fasilitasi selama kegiatan kunjungan lapangan berlangsung.
Kunjungan lapangan ini memberikan pengalaman empiris yang memperkuat integrasi antara teori dan praktik dalam bidang ekologi, manajemen kawasan konservasi, riset kehutanan, dan pengembangan ekowisata berkelanjutan. Seluruh kegiatan ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh) dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Penulis: Zalfa & Nur Aini
Editor: Pengelola PSDIK
Dokumentasi: Zalfa & Nur Aini